Jumat, 01 Juli 2011

Hati Yang Memandang Sempurna ke Arah ALLAH SWT

Hati manusia adalah tempat tertanam cinta dan ketundukan yang hakiki. Maka wajar jika hal-hal substensial dalam perjalanan kesucian memiliki ukuran-ukuran berdasarkan hati. Iman letaknya di hati, begitupula ke ikhlasan dan ketakwaan. Hati adalah kunci dari segala hal.
Rasulullah Saw. bersabdah : "Maka barang siapa hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijranya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya kepada dunia yang hendak di perolehnya atau kepada wanita yang hendak di nikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ia berhijra kepadanya."

Hati yang menentukan kualitas seorang sekaligus di tempat mana ia kelak akan sampai. Siapa yang mengarah kepda Allah maka ia akan sampai kepada Allah. Sedang siapa yang hijrahnya untuk dunia dan wanita , maka ia hanya akan sampai keduania seraya menjauh dari maqam kedekatan kepa Allah swt.

Allah Swt. berfirman:
" Dan Dia bersamamu dimanapun sekalian kamu berada " (Qs. al - Hadid : 4)
" Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya " (Qs. Qaaf : 16)
" Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu, tetapi kamu tidak melihat " (Qs. al - Waqi'ah : 85)
" Dan apa bila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwa sesungguhnya Aku dekat, Aku menjawab doa orang yang berdoa jika ia berdoa kepada-Ku " (Qs. al-Baqarah : 186)

Begitu bahagia andai kita menjadi hamba yang selalu dekat dengan-Nya, sebagaimana dekatnya seorang bayi yang ada dalam dekapan ibunya, bisa di bayangkan kedamaian, ketenagan dan keteduhan, doa menjadi tanpa penghalang karena Allah Swt. sudah sangat jelas di mata. Bila seseorang merasa dirinya tegak karena Allah Swt. asal wujudnya karena Allah Swt. kondisi dirinya lahir hingga wafat lantaran pertolongan Allah Swt. dan dia merasa setiap partikel dirinya eksis karena Allah Swt. dan kodratnya, maka ia serasa dengan tidak ada. Jika seorang merasakan hal ini maka ini pertanda bahwa 'ainul basirah-nya telah menjadi basirah, dan inilah yang di sebut basirah hakiki.

Allah Swt berfirman : " Karena sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang ada didala dada. " (Qs. al-Hajj : 46)

Hati yang buta inilah yang mesti di hindari dan di jauhi sejauh-jauhnya. Bila bashira hakiki bahagia dalam keteduhan dan kedekatan dengan Allah Swt. maka bashira yang buta akan terjerembah dalam kehinaan baik di dunia maupun di akhirat.

Ya Allah.. jadikanlah cahaya dalam hatiku
Cahaya dalam penglihatanku
Cahaya dalam pendengaranku
Cahaya dari arah kananku
Cahaya dari arah kiriku
Cahaya di atasku
Cahaya di belakangku
Cahaya di depanku
Dan jadikanlah cahaya untukku.. (HR. Bukhari)

Semoga kita menjadi hamba yang memandang sempurna ke arah Allah Swt.
Amien..

* Bashirah : Pandangan Hati - dpt menebus makna-makana yang lembut dan terang
* Bashar : Pandangan Lahir - hanya melihat dari rana indrawi yang tebal gelap. penuh rana kebimbangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar